Kamis, 21 September 2017

MUNCULNYA KHILAFATUL MUSLIMIN MENAMBAH DAFTAR FIRQOH BARU




Menurut kader Ust Abdul Qadir Hasan Baraja yaitu Abu Salma munculnya khilafatul Muslimin adalah untuk menyempurnakan pergerakan Islam dan Firqoh yang ada khususnya ditanah air Indonesia. Dan Menurut khilafatul Muslimin setelah berakhirnya system kepemimpinan Muslimin di Turky Utsmaniyah tahun 1924 yaitu KHILAFAH yang berbentuk Mulkan, tidak ada satupun gerakan Islam yang berupaya menegakkan kembali system kepemimpinan Muslimin tersebut sehingga dibai'atlah Ust Abdul Qadir Hasan Baraja sebagai Kholifah oleh beberapa orang menurut sumber Al-Chaidar hanya dua orang Irfan dan Jaka pada saat sama-sama didalam tahanan penjara karena terlibat kasus bom.

Jika menurut kader khilafatul Muslimin setelah berakhirnya system kepemimpinan Muslimin di Turky kemudian tidak ada upaya dari kaum Muslimin untuk menegakkannya kembali KHILAFAH pada waktu itu, itu sama saja khilafatul Muslimin menutup mata sejarah keberadaan JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) Oleh karena itu munculnya khilafatul Muslimin bukan untuk menyempurnakan pergerakan Islam yang ada justru khilafatul Muslimin menambah daftar Firqoh baru ditanah air.

AL-JAMA'AH atau JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) sebagai wujud Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwwah diwujudkan atau ditegakkan kembali setelah masa kemerdekaan melalui musyawarah para alim 'ulama dan zu'amma yang perduli kepada persatuan kemudian dibai'atlah, Wali Al-Fattah oleh 9 'ulama dan Diantara para ulama yang membai’at awal Wali Al-Fattaah generasi awal adalah :
– Kyai Muhammad Maksum (Khadimus Sunnah, ahli   hadits asal Yogyakarta- Muhammadiyah)
–    Ust. Sadaman (Persis-Jakarta)
–    KH. Sulaeman Masulili (Sulawesi)
–    Ust. Hasyim Siregar (Tapanuli)
–    Datuk Ilyas Mujaindo, dll.
Bukan yang berdiri sebelum masa REFORMASI 1998 dimana lengsernya Presiden Suharto yang mana semua orang pada waktu itu bebas mendirikan partai politik (parpol) karena sebelumnya di Indonesia hanya ada tiga parpol Golkar, PDI dan PPP serta organisasi kemasyarakan (ormas) Islam, Dimasa ORDE BARU memasuki masa REFORMASI inilah kemudian banyak bermunculan parpol baru dan organisasi Islam baru seperti halnya ormas Khilafatul Muslimin yang berdiri sebelum masa REFORMASI yaitu masa ORDE BARU 1997, Jadi hal yang sangat aneh dan lucu ketika Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwwah sudah ditegakkan tahun 1953 muncul JAMA'AH dan KHILAFAH baru tahun 1997, Memangnya KHILAFAH ketoprak ? Apalagi mempunyai legalitas dari Negara yang dianggap TOGHUT. Al-Jama'ah ay Jama'atul Muslimin  ay Hizbullah ay Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwwah adalah syari'at Islam sebagai mana syari'at Islam yang lainnya seperti sholat, shaum, zakat, haji, infaq, hijab dsb. Dan syari'at TIDAK perlu legalitas dari Negara.

Seharusnya ketika terjadi dalam satu masa/zaman sudah ada yang lebih dulu mengamalkan sunnah JAMA'AH, IMAMAH atau sudah ada yang lebih dulu menegakkan KHILAFAH maka "fuu bibai'atul awwal fal awwal" yang datang belakangan tinggal mensesuaikan kepada yang lebih awwal jika yang awwal dianggap belum sempurna maka sama-sama untuk menyempurnakan nya bukan membuat andad tandingan yang justru menambah daftar Firqoh baru dan akhirnya umat Islam sulit untuk bersatu karena masing-masing mengklaim sudah menegakkan KHILAFAH.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَتَكُونُ خُلَفَاءُ تَكْثُرُ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ اْلأَوَّلِ فَاْلأَوَّلِ وَأَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ

“Dahulu bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi, setiap meninggal seorang Nabi diganti oleh Nabi lainnya, sesungguhnya setelahku ini tidak ada Nabi dan akan ada setelahku beberapa khalifah bahkan akan bertambah banyak, sahabat bertanya: ”Apa yang tuan perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab: ”Tepatilah bai’atmu pada yang pertama, maka untuk yang pertama dan berikan pada mereka haknya. Maka sesungguhnya Allah akan menanya mereka tentang hal apa yang diamanatkan dalam kepemimpinannya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/132, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah II/204. Lafadz Muslim)


Tujuan ditegakkannya kembali KHILAFAH adalah dalam rangka ibadah kepada Allah untuk mengamalkan Al-Qur'an dan As-Sunnah (Al-Hadits) bukan dalam rangka haus atau ambisi kepemimpinan Muslimin,inilah yang sangat disayangkan sekali kepada ormas khilafatul Muslimin wabil khusus Ust Abdul Qadir Hasan Baraja dimana banyak ikhwan yang taslim kepada JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) seperti Waliyul Imam Jambi,Waliyul Imam Palembang dan masih banyak lagi belum  yang diluar Negri, justru beliau menolak kemudian mengingkari wasiat Rasulullah "fuu bibai'atul awwal fal awwal" dan membuat andad tandingan dengan nama yang berbeda "khilafatul Muslimin" namun dengan landasan dalil rujukannya sama.

Allah Subhanahu WaTa 'ala berfirman:

مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖۤ اِلَّاۤ اَسْمَآءً سَمَّيْتُمُوْهَاۤ اَنْـتُمْ وَ اٰبَآؤُكُمْ مَّاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ بِهَا مِنْ سُلْطٰنٍ ۗ  اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗ   اَمَرَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ ۗ  ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ  النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْن

"Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat, baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Yusuf 12: Ayat 40)

Allah Subhanahu WaTa 'ala berfirman:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ  وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَ لَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖۤ اِخْوَانًا ۚ  وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ  كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

"Dan berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah (Islam), seraya ber-JAMA'AH dan janganlah kamu ber-FIRQOH-FIRQOH, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 103)


Khudzaifah bin Yaman Radliallahu ‘anhu berkata:

 كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ .

 “Adalah orang-orang (para sahabat) bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan dan adalah saya bertanya kepada Rasulullah tentang kejahatan, khawatir kejahatan itu menimpa diriku, maka saya bertanya: “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada di dalam Jahiliyah dan kejahatan, maka Allah mendatangkan kepada kami dengan kebaikan ini (Islam). Apakah sesudah kebaikan ini timbul kejahatan? Rasulullah menjawab: “Benar!” Saya bertanya: Apakah sesudah kejahatan itu datang kebaikan? Rasulullah menjawab: “Benar, tetapi di dalamnya ada kekeruhan (dakhon).” Saya bertanya: “Apakah kekeruhannya itu?” Rasulullah menjawab: “Yaitu orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku. (dalam riwayat Muslim) “Kaum yang berperilaku bukan dari Sunnahku dan orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku, engkau ketahui dari mereka itu dan engkau ingkari.” Aku bertanya: “Apakah sesudah kebaikan itu akan ada lagi keburukan?” Rasulullah menjawab: “Ya, yaitu adanya penyeru-penyeru yang mengajak ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa mengikuti ajakan mereka, maka mereka melemparkannya ke dalam Jahannam itu.” Aku bertanya: “Ya Rasulullah, tunjukkanlah sifat-sifat mereka itu kepada kami.” Rasululah menjawab: “Mereka itu dari kulit-kulit kita dan berbicara menurut lidah-lidah (bahasa) kita.” Aku bertanya: “Apakah yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menjumpai keadaan yang demikian?” Rasulullah bersabda: “Tetaplah engkau pada Jama’ah Muslimin dan Imaam mereka !” Aku bertanya: “Jika tidak ada bagi mereka Jama’ah dan Imaam?” Rasulullah bersabda: “Hendaklah engkau keluar menjauhi firqoh-firqoh itu semuanya, walaupun engkau sam pai menggigit akar kayu hingga kematian menjumpaimu, engkau tetap demikian.” (HR.Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Fitan: IX/65, Muslim, Shahih Muslim: II/134-135 dan Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah:II/475. Lafadz Al-Bukhari).


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَسْخَطُ لَكُمْ ثَلاَثًا يَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَأَنْ تُنَاصِحُوا مَنْ ولاَّهُ اللَّهُ أَمْرَكُمْ وَيَسْخَطُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ

“Sesungguhnya Allah itu ridho kepada kamu pada tiga perkara dan benci kepada tiga perkara. Adapun (3 perkara) yang menjadikan Allah ridho kepada kamu adalah: 1). Hendaklah kamu memper ibadati-Nya dan janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, 2). Hendaklah kamu ber pegang-teguh dengan tali Allah seraya berjama’ah dan janganlah kamu berfirqoh-firqoh, 3). Dan hendaklah kamu senantiasa menasihati kepada seseorang yang Allah telah menyerahkan kepemim pinan kepadanya dalam urusanmu. Dan Allah membenci kepadamu 3 perkara; 1). Dikatakan mengatakan (mengatakan sesuatu yang belum jelas kebenarannya), 2). Menghambur-hamburkan harta benda, 3). Banyak bertanya (yang tidak ber faidah).” (HR Ahmad, Musnad Imam Ahmad dalam Musnad Abu Hurairah, Muslim, Shahih Muslim: II/6. Lafadz Ahmad)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنَا أّمُرُكْم بِخَمْسٍ أَللهُ أَمَرَنِى بِهِنَّ : بِاْلجَمَاعَةِ وَالسَّمْعِ وَ الطَّاعَةِ وَ الْهِجْرَةِ وَ اْلجِهَادِ فِى سَبِيْلِ اللهِ ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ اْلجَمَاعَةِ قِيْدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ اْلإِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ إِلَى اَنْ يَرْجِعَ وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَى اْلجَاهِلِيَّةِ فَهُوَ مِنْ جُثَاءِ جَهَنَّمَ، قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَ اِنْ صَامَ وَصَلَّى ، قَالَ وَاِنْ صَامَ وَصَلَّى وَزَعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ فَادْعُوا اْلمُسْلِمِيْنَ بِمَا سَمَّاهُمُ اْلمُسْلِمِيْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ

“Aku perintahkan kepada kamu sekalian (mus limin) lima perkara; sebagaimana Allah telah memerintahkanku dengan lima perkara itu; berjama’ah, mendengar, thaat, hijrah dan jihad fie sabilillah. Barangsiapa yang keluar dari Al Jama’ah sekedar sejengkal, maka sungguh terlepas ikatan Islam dari lehernya sampai ia kembali bertaubat. Dan barang siapa yang menyeru dengan seruan Jahiliyyah, maka ia termasuk golongan orang yang bertekuk lutut dalam Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasu lullah, jika ia shaum dan shalat?” Rasul bersabda: “Sekalipun ia shaum dan shalat dan mengaku dirinya seorang muslim, maka panggillah oleh orang-orang muslim itu dengan nama yang Allah telah berikan kepada mereka; “Al-Muslimin, Al Mukminin, hamba-hamba Allah ‘Azza wa jalla.” (HR.Ahmad bin Hambal dari Haris Al-Asy’ari, Musnad Ahmad:IV/202, At-Tirmidzi Sunan At-Tirmidzi Kitabul Amtsal, bab Maa Jaa’a fi matsalis Shalati wa shiyami wa shodaqoti:V/148-149 No.2263. Lafadz Ahmad)


Umar bin Al-Khattab berkata:

 إِنَّهُ لاَ إِسْلاَمَ إِلاَّ بِجَمَاعَةٍ وَلاَ جَمَاعَةَ إِلاَّ بِإِمَارَةٍ وَلاَ إِمَارَةَ إِلاَّ بِطَاعَةٍ فَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى الْفِقْهِ كَانَ حَيَاةً لَهُ وَلَهُمْ وَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى غَيْرِ فِقْهٍ كَانَ هَلاَكًا لَهُ وَلَهُمْ

“Sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan berjama’ah, dan tidak ada Jama’ah kecuali dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepe mimpinan kecuali dengan ditaati, maka barang siapa yang kaum itu mengangkatnya sebagai pimpinan atas dasar kefahaman, maka kesejahte raan baginya dan bagi kaum tersebut tetapi barangsiapa yang kaum itu mengangkatnya bukan atas dasar kefahaman, maka kerusakan baginya dan bagi mereka.” (HR.Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi dalam bab Dzihabul ‘ilmi: I/79)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

… فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ اْلقَاصِيَةِ

“…maka wajib atas kamu berjama’ah, karena sesungguhnya serigala itu makan kambing yang sendirian.” (HR.Abu Dawud dari Abi Darda, Sunan Abi Daud dalam Kitabus Shalah: I/150 No.547)

              ---Wallahu 'alam bisshowwab---

By: Mujahid Hizbullah



Rabu, 20 September 2017

ANTARA KHILAFATUL MUSLIMIN DAN KHILAFATUL MU'MININ, ARTI SEBUAH NAMA




Menurut Ust Abdul Qadir Hasan Baraja pimpinan dari organisasi Khilafatul Muslimin nama itu tidak penting yang penting itu isinya, maka dari itu Ust Abdul Qadir Hasan Baraja memberi nama organisasi yang ia dirikan sendiri dengan nama KHILAFATUL MUSLIMIN yang penting ada ma'mum dan ada kholifahnya serta terstruktural atau terorganisir, entah syari'at entah bukan yang penting namanya keren "KHILAFATUL MUSLIMIN"

Kita dibenarkan membuat atau memberi nama untuk anak kita (sifulan) agar dikenali sebagai identitas diri, namun kita tidak dibenarkan merubah atau mengganti nama syari'at sebagai contoh sholat diganti dengan nama "Olah raga", shaum diganti nama dengan "Menahan diri", zakat diganti dengan nama "Pajak", ibadah haji diganti nama dengan "Jalan-jalan" dst bukankah yang penting isinya ?

JAMA'AH MUSLIMIN itu syari'at nama yang syar'i sesuai apa yang Rasulullah wasiatkan lalu bagaimana jika nama syari'at JAMA'AH MUSLIMIN diganti dengan nama KHILAFATUL MUSLIMIN apakah tidak menyalahi syari'at ? Jika kita diperbolehkan merubah nama syari'at JAMA'AH MUSLIMIN, maka sayapun akan membuat Jama'ah dengan nama "KHILAFATUL MU'MININ" karna apa ? Karna yang penting~kan isinya, muslim belum tentu mu'min, mu'min sudah pasti muslim itu secara ro'yu. orang yang mengaku Islam di KTP saja belum tentu muslim karna muslim itu hanya sebutan sebagai identitas diri namun mu'min sudah pasti melaksanakan kewajiban sebagai muslim diantaranya mendirikan sholat lima waktu dsb.

Mungkin menurut Ust Abdul Qadir Hasan Baraja, beliau meng"Ibarat"kan atau mengqiaskan KHILAFATUL MUSLIMIN itu dengan sebuah durian,karna buah durian itu jika dilihat dari luar banyak durinya yang dapat melukai, kalau buah durian tidak ada durinya bukan durian namanya melainkan buah semangka, namun setelah durian dibuka ternyata isinya sangat menggoda, Maka dari itu Ust Abdul Qadir Hasan Baraja tidak mempersoalkan masalah nama karna yang penting isinya, oleh karna itu beliau membuat nama organisasinya dengan sebutan KHILAFATUL MUSLIMIN, sangat keren bukan ?

Allah Subhanahu Wata 'ala berfirman:
"Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat, baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Yusuf: Ayat 40)

Jika menurut Ust Abdul Qadir Hasan Baraja nama itu tidak penting, lalu kenapa Allah mengajarkan nama-nama benda kepada Nabi Adam ? Allah subhanahu wata 'ala berfirman:
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika memang kamu orang yang benar!", [31] Mereka menjawab:"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [32] Allah berfirman:"Hai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan [33]”. (Qs Al-Baqarah ayat 31-32-33)

Begitu juga dengan nama syari'at Islam, Allah sudah memberi nama terhadap semua syari'at-Nya, seperti sholat, shaum,zakat,haji, Jama'ah, imaamah, bai'at dsb agar dapat dikenali oleh umat Islam dan Allah pun sudah memberi nama syari'at wadah untuk berhimpun atau bersatu bagi hambanya yaitu AL-JAMA'AH atau JAMA'AH MUSLIMIN oleh karena itu rahmat Allah berserta Al-Jama'ah bukan bersama KHILAFATUL MUSLIMIN yang hasil rekayasa tabdil dalil atau mendalili dalil, karena "TIDAK IKLAS" menerima syari'at JAMA'AH MUSLIMIN.

Lalu bagaimana jika ibadah diluar syari'at sekalipun mengatas namakan Islam apakah tidak bertentangan dengan Rasulullah ?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﺃَﺣْﺪَﺙَ ﻓِﻰ ﺃَﻣْﺮِﻧَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻨْﻪُ ﻓَﻬُﻮَ ﺭَﺩٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻋَﻤَﻼً ﻟَﻴْﺲَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺃَﻣْﺮُﻧَﺎ ﻓَﻬُﻮَ ﺭَﺩٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)
http://mujahidhizbullah1.blogspot.co.id/2015/12/nasehat-untuk-sang-khalifah-ustad-abdul.html?m=0

Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang membicarakan dan mencela bid’ah, namun apa yang saya nukilkan dua hadits di atas sudah cukup mewakili betapa bahaya dan betapa pentingnya kita untuk waspada dari bid’ah.

Wallahu a’lam  bisshowwab

By: Mujahid Hizbullah


KHILAFATUL MUSLIMIN APAKAH ANDA SUDAH INGKAR TERHADAP TOGHUT ?




Tulisan ini bukan bermaksud untuk membela Indonesia yang tidak berhukum kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah Namun tulisan ini berkenaan dengan Imaam pertama Jama'ah Muslimin (Hizbullah) Syeikh Wali Al-Fattah (allahuyarham) yang pernah bekerja di pemerintahan Era Presiden Sukarno sebagai biro politik atau diplomatik dan tulisan ini ditujukan kepada gerombolan  sebagian dari kaum Muslimin terutama Negara Islam Indonesia (NII) dan Khilafatul  Muslimin yang selalu menuduh Wali Al-Fattah dengan sebutan abdi TOGHUT dsb lantaran pernah dekat dengan Presiden Sukarno.

Dan gerombolan ini NII dan Khilafatul Muslimin menganggap Pegawai Negri Sipil (PNS) aparatur Negara Indonesia dari tingkat RT, RW, kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur, DPR, MPR, Kabinet Mentri,Presiden, dan lembaga-lembaga pemerintah termasuk aparat Negara nya TNI dan POLRI adalah TOGHUT ! sebagaimana komentar dari kader-kadernya dimedia dan apakah komentar ini mewakili Organisasi yang mereka tinggali ? Jawabannya ada pada pimpinan organisasi nya masing-masing namun tidak akan ada asap kalau tidak ada apinya tidak akan muncul istilah TOGHUT kalau tidak ada yang mendoktrinnya. Padahal kader-kadernya pun banyak yang menjadi PNS.

Benarkah anda sudah INGKAR terhadap TOGHUT dan berlepas diri ? Jika memang benar anda sudah ingkar terhadap TOGHUT seharusnya anda cabut identitas anda sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) sekarang juga ! Jangan gunakan fasilitas yang berhubungan dengan fasilitas Negara seperti Buku Nikah, mata uang RI, KTP, KK, AKTE, SIM, STNK, BPKB, PLN, BPJS Jalan Raya, Jembatan dsb dan jika anda bekerja di Perusahaan BUMN dan SWASTA seperti Rumah Sakit yang legalitasnya dari Negara anda KELUAR dan tidak ada istilah maisyah/bekerja mencari nafkah untuk anak istri atau istilah MU'AMMALAH !

Jika anda belum mampu untuk mencabut kewarganegaraan Indonesia dan belum bisa melepaskan ketergantungan kepada fasilitas Negara anda tidak perlu teriak TOGHUT terlalu kencang kepada saudara anda yang beda aqidah karena anda pun sama-sama menikmati fasilitas Negara ? Penduduk Indonesia mayoritas Muslim terbesar baik tingkat RT sampai Presiden dan aparatnya. Jadi jika anda menuduh Wali Al-Fattah sebagai abdi TOGHUT karena pernah bekerja pada rezim Sukarno sama saja anda saat ini menuduh semua kaum Muslimin yang bekerja sebagai aparatur Negara dari tingkat RT sampai aparat Negara TNI dan POLRI adalah abdi TOGHUT Presiden Joko Widodo !!!

Wali Al-Fattah (allahuyarham) hanya kebetulan beliau Doktor dibidang politik karena itu memang profesinya dan wajar saja Presiden Sukarno mengangkat beliau sebagai biro politik dipemerintahannya. Coba kalau Wali Al-Fattah itu ahli tafsir Al-Qur'an dan Hadits tentu beliau tidak akan ada dipemerintahan. Begitu juga dengan Nabi Yusuf as yang karena dianugrahi oleh Allah kemampuan dapat menta'wilkan mimpi Raja dan kemudian Raja mengangkat Nabi Yusuf as sebagai wazir kerajaan yang tentunya dekat dengan Raja, apakah lantas Nabi Yusuf as abdi TOGHUT ? Apalagi merangkap jabatan sebagai Nabi dan Pegawai Kerajaan ?

Kita ingkar terhadap TOGHUT namun bukan berarti kita semau kita menuduh muslimin yang bekerja dipemerintahan adalah abdi TOGHUT. Jika anda sanggup buat surat pernyataan dan ditanda tangani serta ditujukan kepada pemerintah bahwa semua aparat Negara adalah TOGHUT !? Yakinlah besok organisasi anda pasti akan dibubarkan karena dianggap MERESAHKAN ! Kena PERPPU loch ?

Wali Al-Fattah (allahuyarham) yang pernah bekerja/maisah dipemerintahan ko lantas disebut abdi TOGHUT ? Lalu Apakah  Presiden Sukarno itu beragama Yahudi apa Muslim ? Tuduhan keji yang dilontarkan olah gerombolan  ini menunjukan bahwa Doktrinnya adalah untuk membenci Pemerintahan yang mereka anggap TOGHUT ! Lantaran mereka menganggap Negara ini tidak berhukum kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah dan memerangi Mujahid yang hendak menegakkan syari'at Islam seperti SM Kartosuwiryo, apakah pada waktu itu dakwah Rasulullah  mentogutkan kafir Qura'is ? Jadi istilah kata TOGHUT ini memang sengaja dimunculnya kepada kader-kadernya untuk memusuhi Negara terutama untuk menolak bai'at awwal/pertama JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH)

Kata TOGHUT jika uraikan itu maknanya luas sama halnya berhala, Berhala bukan berupa patung Latta, Uzza dan Mannat saja tapi nama-nama harakah buatan manusia yang tidak ada dalil rujukannya itu juga BERHALA, Begitu juga dengan TOGHUT, Iblis, Dukun, Paranormal, Tukang sihir,Penguasa yang Dzalim, Manusia yang tahu hal ghaib, Manusia yang melampaui batas, Manusia yang mengaku Tuhan seperti Fir'aun, Manusia yang melakukan pengrusakan yang melakukan pembunuhan yang terjadi saat ini terhadap muslim Rohingya itu adalah TOGHUT ! Termasuk manusia yang tidak mau terhadap syari'at Islam yang menyelisihi AL-JAMA'AH kemudian membuat tandingannya, yang menolak kemudian mengingkari bai'at awwal itu adalah TOGHUT ! Menganggap diri so' suci menganggap aqidah lebih baik dari orang lain itu juga TOGHUT ! Jadi makna TOGHUT bukan hanya sebatas tidak berhukum kepada hukum Allah saja melainkan apa yang diuraikan diatas.

Bekerja kepada orang kafir saja diperbolehkan apalagi bekerja kepada sesama muslim. Sebagaimana juga dibolehkan seorang muslim melakukan jual-beli barang kebutuhannya yang dihalalkan Allah dengan non-muslim. Dan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga pernah melakukan jual beli, bahkan menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi dengan satu sha' gandum. Beliau juga pernah memperkerjakan seorang Yahudi untuk menimbakan air dari sumur sebanyak 16 ember, setiap embernya diupah dengan satu kurma.

Bermu'amalah dengan baik terhadap orang kafir ini tidaklah merusak al-wala' dan sikap bara' karena Allah, selama orang-orang kafir tersebut beradab yang baik dan tidak menyeru kepada agama mereka. (Disarikan dari Kitab Ushul al-Iman fi Dhau' al-Kitab wa al-Sunnah, hal. 268)

Hanya saja JIKA JELAS dan ada bukti kuat, bahwa perusahaan tersebut ikut andil dalam memerangi kaum muslimin dan melakukan pemurtadan, atau sebagian hasilnya digunakan untuk itu, maka seorang muslim tidak boleh bekerja di tempat tersebut, karena termasuk dalam bagian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan, "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al-Maidah; 2)

Jawaban di atas didasarkan kepada firman Allah Ta'ala:

إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

"Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Mumtahanah: 9)

Inilah jawaban saya kepada kader-kader Negara Islam Indonesia (NII), Khilafatul Muslimin dll dan para pimpinannya agar BERHENTILAH teriak-teriak TOGHUT ! kepada kaum Muslimin yang bekerja dipemerintahan terutama kepada Syeikh Wali Al-Fattah (allahuyarham) karena ia sudah sampai pada apa yang telah beliau usahakan.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «لاَ تَسُبُّوا اْلأَمْوَاتَ, فَإِنَّّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلىَ مَا قَدَّمُوْا». رَوَاهُ اْلبُخَارِيّ

Dari ‘Aisyah radhiyallaahu 'anha, dia berkata, Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda : "Janganlah kalian mencela orang-orang yang sudah mati, karena mereka itu sudah sampai kepada apa yang telah mereka lakukan.“ (HR-Al-Bukhâriy)

Hadanallah Wa'iyyakum Ajma'in

LARANGAN MENGANGGAP DIRI PALING SUCI

Allah ta’ala berfirman:

ﻓَﻠَﺎ ﺗُﺰَﻛُّﻮﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻫُﻮَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻤَﻦِ ﺍﺗَّﻘَﻰ

“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dia (Allah) yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa” (QS. An Najm:32)

Mengenai ayat ini, Syaikh Abdurrahman As-Si’di menerangkan bahwa terlarangnya orang-orang beriman untuk mengabarkan kepada orang-orang akan dirinya yang merasa suci dengan bentuk suka memuji-memuji dirinya sendiri. (Taisir Karimir Rahman ).

Kebiasaan merasa diri suci merupakan perbuatan Yahudi dan Nasrani yang jelas-jelas dicela oleh Allah ta’ala ,

ﻭَﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻟَﻦْ ﺗَﻤَﺴَّﻨَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻳَّﺎﻣًﺎ ﻣَﻌْﺪُﻭﺩَﺓً

“Dan mereka berkata, ‘kami sekali-kali tidak akan disentuh api neraka kecuali selama beberapa hari saja ” (QS. Al Baqarah: 80).

Bahkan, saking merasa sucinya, mereka merasa bahwa hanya merekalah yang paling layak masuk surga.

ﻭَﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻟَﻦْ ﻳَﺪْﺧُﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻫُﻮﺩًﺍ ﺃَﻭْ ﻧَﺼَﺎﺭَﻯ

“Dan mereka berkata,’Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang yahudi dan nasrani” (QS. Al Baqarah: 111).

Sehingga Allah ta’ala cela kebiasaan mereka ini,

ﺃَﻟَﻢْ ﺗَﺮَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺰَﻛُّﻮﻥَ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻬُﻢْ ﺑَﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳُﺰَﻛِّﻲ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﻈْﻠَﻤُﻮﻥَ ﻓَﺘِﻴﻠًﺎ

“Apakah kami tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah mensucikan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun ” (QS. An-Nisa: 49).

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

ﻻَ ﺗُﺰَﻛُّﻮﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﺄَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺒِﺮِّ ﻣِﻨْﻜُﻢْ

“Janganlah kalian merasa diri kalian suci, Allah lebih tahu akan orang-orang yang berbuat baik diantara kalian” (HR. Muslim).

INGKAR KEPADA TOGHUT

Allah Subhanahu waTa’ala berfirman :

{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ}

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut ” (QS. An Nahl:36)

“Allah sudah mewajibkan seluruh manusia untuk kufur (mengingkari) terhadap thagut dan beriman hanya kepada Allah”

Allah Ta’ala juga berfirman :

لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْد مِن الْغَي فَمَن يَكْفُرْ بالطَّاغُوت وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انَفِصَام لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “ (QS. Al Baqarah:256).

Allah Ta’ala berfirman :

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

“Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” (QS. Al Maidah:44)

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Barangsiapa tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim” (QS. Al Maidah:45)

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Barangsiapa tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik“ (QS. Al Maidah:47)

---Wallahu 'alam bisshowwab---

By: Mujahid Hizbullah

Selasa, 19 September 2017

MEMBUKA TABIR AQIDAH KHILAFATUL MUSLIMIN YANG SEBENARNYA



Saya berharap kepada Ust Abdul Qadir Hasan Baraja untuk merilis vidio pernyataan sebagai mana beliau menyatakan dalam vidio bahwa Syeikh Wali Al-Fattah (allahuyarham) Imaam pertama JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) adalah abdi atau antek TOGHUT Sukarno lantaran pernah maisah dipemerintahan sebagai biro politik, Dan beliau juga  harus membuat pernyataan secara tertulis bahwa semua aparatur Negara dari tingkat RT, RW, Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur, DPR, MPR, Mentri, PNS,aparat TNI dan POLRI adalah abdi TOGHUT Presiden !!! Jangan hal ini hanya ditujukan kepada Wali Al-Fattah (allahuyarham) saja.


Sebagai mana pernyataan Ust Zulkifli Rachman Al Kattheb amir JamKhilMus dalam vidio "Dialog Lintas Ormas" bahwa JamKhilMus itu adalah ORMAS sebagai mana ormas Islam lainnya yang mempunyai badan hukum mulai dari pondok pesantren, pengajian itu ada legalitas dari Negara termasuk perguruan bela diri lebah putih (PBLP) itu juga ada akte notarisnya. Kenapa JamKhilMus menyerang habis-habisan membabi buta kepada Syeikh Wali Al-Fattah (allahuyarham) ? Kalau ternyata JamKhilMus sendiri mempunyai legalitas dari Negara yang katanya TOGHUT ?! Sungguh fakta kenyataan yang sangat jauh berbeda jika selama ini kader-kadernya begitu gencar mensitgma/vonis lembaga pemerintah itu TOGHUT disisi lain JamKhilMus mendapat legalitas yang dianggap TOGHUT ini bagaikan mengusap kotoran kewajah sendiri. Bagaimana mungkin JamKhilMus mengaku KHILAFAH sementara mempunyai badan hukum dan legalitas Negara ? apa iya... KHILAFAH JamKhilMus seperti itu ?

Lalu tujuan dan alasannya apa Ust Abdul Qadir Hasan Baraja dan kader-kadernya begitu gencar menstigma Syeikh Wali Al-Fattah (allahuyarham)  dengan sebutan abdi TOGHUT dsb ? Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menolak bai'at yang pertama "fuu bibai'atul awwal fal awwal" yang sudah diamalkan oleh JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) karena pada hakekatnya Ust Abdul Qadir Hasan Baraja tidak #IKLAS apabila untuk menepati bai'at yang pertama (awal) JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH)  Oleh karena itu dimunculkanlah stigma TOGHUT murtadin dan lain sebagai nya kepada Syeikh Wali Al-Fattah (allahuyarham) yang katanya ikut andil dalam memerangi SM Kartosuwiryo, padahal antara Sukarno, SM Kartosuwiryo dan Wali Al-Fattah adalah tiga serangkai sahabat dan sama-sama murid Hos Cokroaminoto.

Wali Al-Fattah bukan nya tidak tau kemelut antara Sukarno dan SM Kartosuwiryo justru Wali Al-Fattah berusaha hendak mendamaikan pertikaian antara keduanya sehingga beliau berusaha menemui SM Kartosuwiryo digunung namun taqdir berkata lain Wali Al-Fattah dihalangi oleh anak buahnya sehingga Wali Al-Fattah hanya dapat menyampaikan pesan "SESUATU YANG BUKAN SUNNAH AKAN MENJADI FITNAH" Ideologi SM Kartosuwiryo tentang "NEGARA ISLAM" itu bukanlah SUNNAH dalam menegakkan syari'at atau agama Islam, sunnah dalam menegakkan agama Islam adalah dengan JAMA'AH IMAMAH yaitu lujumul dalam JAMA'AH MUSLIMIN wa Imaamahum ay KHILAFAH 'Ala Minhajin Nubuwwah, Adapun istilah "NEGARA" inipun kemudian akhirnya diingkari oleh Ust Abdul Qadir Hasan Baraja mantan Exs NII sehingga beliau BUGHOT dari Manhaj SM Kartosuwiryo kemudian tahun 1997 mendeklarasikan JamKhilMus, padahal Wali Al-Fattah jauuuh sebelum nya sudah memahami bahwa "NEGARA" bukan lah bagian dari syari'at Islam.

Jika Ust Abdul Qadir Hasan Baraja dan anak buahnya habis-habisan memvonis Wali Al-Fattah dengan sebutan antek TOGHUT, abdi TOGHUT, kacung TOGHUT dsb, namun ternyata JamKhilMus terlihat mesra dengan aparatur Negara TNI dan POLRI yang mereka anggap TOGHUT, padahal aparat Densus 88 memerangi para teroris yang Menurut JamKhilMus adalah MUJAHID, kenapa stigma TOGHUT hanya ditujukan kepada Wali Al-Fattah (allahuyarham) ?

Sungguh jauh berbeda Dakwah JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) dengan dakwah JamKhilMus, Dakwah Jama'ah Muslimin (Hizbullah) MERANGKUL semua ummat Islam dari golongan manapun dari rakyat jelata hingga PEMERINTAHAN sebagai mana Dakwah Rasulullah. Justru kedekatan Wali Al-Fattah dengan Sukarno adalah peluang untuk mendakwahi Sukarno namun itupun tidak bisa memaksakan kehendak kemudian Wali Al-Fattah mengirim surat ke Raja Faisal Arab Saudi bahwa JAMA'AH IMAMAH ay KHILAFAH 'Ala Minhajin Nubuwwah sudah ditegakkan sehingga kemudian ada surat balasan, beliau hanya mendukung namun tidak berbai'at kepada Wali Al-Fattah. Walau pun Sukarno adalah sahabat Wali Al-Fattah bukan berarti perjalanan KHILAFAH 'Ala Minhajin Nubuwwah MULUS laksana Jalan Tol bebas hambatan dimasa orde baru banyak ikhwan JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) yang mengalami ujian tekanan baik dari pemerintah maupun aparat nya, berbeda dengan JamKhilMus yang lahir/berdiri dimasa Era REFORMASI yang mana menjamurnya PARPOL termasuk ORMAS ISLAM diantaranya Ormas JamKhilMus pada waktu itu orang bebas mendirikan parpol dan ormas Islam.

Jama’ah Muslimin  adalah wadah yang disediakan oleh Allah bagi Muslimin untuk bermasyarakat Wahyu, bermasyarakat Islam dalam beribadah kepada Allah menurut contoh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Karenanya, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) bukan suatu organisasi ciptaan atau karya akal pikiran manusia, bukan perserikatan, bukan sekte, bukan hizbiyah, bukan partai dan sebutan-sebutan lain yang dibuat oleh manusia. Tetapi Jama’ah Muslimin  itu adalah ciptaan Allah, yang diwujudkan pelaksanaannya oleh Rasulullah Shallal-lahu ‘alaihi wa Sallam bersama para shahabat dan kaum Muslimin dahulu.
Jama’ah Muslimin yang berpihak kepada Allah (Hizbullah)  lahir dari kandungan Islam untuk segenap kaum Muslimin, berjuang karena ALLAH, dengan ALLAH, untuk ALLAH, bersama-sama kaum Muslimin menuju Mardlatillah, ridho ALLAH.

Jama’ah Muslimin telah diwujudkan dan diamalkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para shahabat beliau, kemudian dilanjutkan oleh para khalifah Rasyidin Al-Mahdiyyin. Kemudian Jama’ah Muslimin   tenggelam pada masa Mulkan ‘Adhon dan Mulkan Jabariyah. Selanjutnya Jama’ah Muslimin sebagai wujud Khilafah ‘Alaa Minhaajin Nubuwwah diwujudkan  dan dimaklumkan pada Hari Nahar 10 Dzulhijjah 1372 H. (20 Agustus 1953 M) sekaligus mengisi kevakuman kepemimpinan Dunia Islam setelah berakhirnya kepemimpinan Muslimin di bawah Mulkan Utsmaniyah di Turki yang sering disebut Khilafah   Utsmaniyah dalam bentuk Mulkan.  (1922-1924 M).

Hadanallah Wa'iyyakum Ajma'in
--Wallahu 'Alam Bisshowab--

By: Mujahid Hizbullah