Selasa, 19 September 2017

MEMBUKA TABIR AQIDAH KHILAFATUL MUSLIMIN YANG SEBENARNYA



Saya berharap kepada Ust Abdul Qadir Hasan Baraja untuk merilis vidio pernyataan sebagai mana beliau menyatakan dalam vidio bahwa Syeikh Wali Al-Fattah (allahuyarham) Imaam pertama JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) adalah abdi atau antek TOGHUT Sukarno lantaran pernah maisah dipemerintahan sebagai biro politik, Dan beliau juga  harus membuat pernyataan secara tertulis bahwa semua aparatur Negara dari tingkat RT, RW, Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur, DPR, MPR, Mentri, PNS,aparat TNI dan POLRI adalah abdi TOGHUT Presiden !!! Jangan hal ini hanya ditujukan kepada Wali Al-Fattah (allahuyarham) saja.


Sebagai mana pernyataan Ust Zulkifli Rachman Al Kattheb amir JamKhilMus dalam vidio "Dialog Lintas Ormas" bahwa JamKhilMus itu adalah ORMAS sebagai mana ormas Islam lainnya yang mempunyai badan hukum mulai dari pondok pesantren, pengajian itu ada legalitas dari Negara termasuk perguruan bela diri lebah putih (PBLP) itu juga ada akte notarisnya. Kenapa JamKhilMus menyerang habis-habisan membabi buta kepada Syeikh Wali Al-Fattah (allahuyarham) ? Kalau ternyata JamKhilMus sendiri mempunyai legalitas dari Negara yang katanya TOGHUT ?! Sungguh fakta kenyataan yang sangat jauh berbeda jika selama ini kader-kadernya begitu gencar mensitgma/vonis lembaga pemerintah itu TOGHUT disisi lain JamKhilMus mendapat legalitas yang dianggap TOGHUT ini bagaikan mengusap kotoran kewajah sendiri. Bagaimana mungkin JamKhilMus mengaku KHILAFAH sementara mempunyai badan hukum dan legalitas Negara ? apa iya... KHILAFAH JamKhilMus seperti itu ?

Lalu tujuan dan alasannya apa Ust Abdul Qadir Hasan Baraja dan kader-kadernya begitu gencar menstigma Syeikh Wali Al-Fattah (allahuyarham)  dengan sebutan abdi TOGHUT dsb ? Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menolak bai'at yang pertama "fuu bibai'atul awwal fal awwal" yang sudah diamalkan oleh JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) karena pada hakekatnya Ust Abdul Qadir Hasan Baraja tidak #IKLAS apabila untuk menepati bai'at yang pertama (awal) JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH)  Oleh karena itu dimunculkanlah stigma TOGHUT murtadin dan lain sebagai nya kepada Syeikh Wali Al-Fattah (allahuyarham) yang katanya ikut andil dalam memerangi SM Kartosuwiryo, padahal antara Sukarno, SM Kartosuwiryo dan Wali Al-Fattah adalah tiga serangkai sahabat dan sama-sama murid Hos Cokroaminoto.

Wali Al-Fattah bukan nya tidak tau kemelut antara Sukarno dan SM Kartosuwiryo justru Wali Al-Fattah berusaha hendak mendamaikan pertikaian antara keduanya sehingga beliau berusaha menemui SM Kartosuwiryo digunung namun taqdir berkata lain Wali Al-Fattah dihalangi oleh anak buahnya sehingga Wali Al-Fattah hanya dapat menyampaikan pesan "SESUATU YANG BUKAN SUNNAH AKAN MENJADI FITNAH" Ideologi SM Kartosuwiryo tentang "NEGARA ISLAM" itu bukanlah SUNNAH dalam menegakkan syari'at atau agama Islam, sunnah dalam menegakkan agama Islam adalah dengan JAMA'AH IMAMAH yaitu lujumul dalam JAMA'AH MUSLIMIN wa Imaamahum ay KHILAFAH 'Ala Minhajin Nubuwwah, Adapun istilah "NEGARA" inipun kemudian akhirnya diingkari oleh Ust Abdul Qadir Hasan Baraja mantan Exs NII sehingga beliau BUGHOT dari Manhaj SM Kartosuwiryo kemudian tahun 1997 mendeklarasikan JamKhilMus, padahal Wali Al-Fattah jauuuh sebelum nya sudah memahami bahwa "NEGARA" bukan lah bagian dari syari'at Islam.

Jika Ust Abdul Qadir Hasan Baraja dan anak buahnya habis-habisan memvonis Wali Al-Fattah dengan sebutan antek TOGHUT, abdi TOGHUT, kacung TOGHUT dsb, namun ternyata JamKhilMus terlihat mesra dengan aparatur Negara TNI dan POLRI yang mereka anggap TOGHUT, padahal aparat Densus 88 memerangi para teroris yang Menurut JamKhilMus adalah MUJAHID, kenapa stigma TOGHUT hanya ditujukan kepada Wali Al-Fattah (allahuyarham) ?

Sungguh jauh berbeda Dakwah JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) dengan dakwah JamKhilMus, Dakwah Jama'ah Muslimin (Hizbullah) MERANGKUL semua ummat Islam dari golongan manapun dari rakyat jelata hingga PEMERINTAHAN sebagai mana Dakwah Rasulullah. Justru kedekatan Wali Al-Fattah dengan Sukarno adalah peluang untuk mendakwahi Sukarno namun itupun tidak bisa memaksakan kehendak kemudian Wali Al-Fattah mengirim surat ke Raja Faisal Arab Saudi bahwa JAMA'AH IMAMAH ay KHILAFAH 'Ala Minhajin Nubuwwah sudah ditegakkan sehingga kemudian ada surat balasan, beliau hanya mendukung namun tidak berbai'at kepada Wali Al-Fattah. Walau pun Sukarno adalah sahabat Wali Al-Fattah bukan berarti perjalanan KHILAFAH 'Ala Minhajin Nubuwwah MULUS laksana Jalan Tol bebas hambatan dimasa orde baru banyak ikhwan JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) yang mengalami ujian tekanan baik dari pemerintah maupun aparat nya, berbeda dengan JamKhilMus yang lahir/berdiri dimasa Era REFORMASI yang mana menjamurnya PARPOL termasuk ORMAS ISLAM diantaranya Ormas JamKhilMus pada waktu itu orang bebas mendirikan parpol dan ormas Islam.

Jama’ah Muslimin  adalah wadah yang disediakan oleh Allah bagi Muslimin untuk bermasyarakat Wahyu, bermasyarakat Islam dalam beribadah kepada Allah menurut contoh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Karenanya, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) bukan suatu organisasi ciptaan atau karya akal pikiran manusia, bukan perserikatan, bukan sekte, bukan hizbiyah, bukan partai dan sebutan-sebutan lain yang dibuat oleh manusia. Tetapi Jama’ah Muslimin  itu adalah ciptaan Allah, yang diwujudkan pelaksanaannya oleh Rasulullah Shallal-lahu ‘alaihi wa Sallam bersama para shahabat dan kaum Muslimin dahulu.
Jama’ah Muslimin yang berpihak kepada Allah (Hizbullah)  lahir dari kandungan Islam untuk segenap kaum Muslimin, berjuang karena ALLAH, dengan ALLAH, untuk ALLAH, bersama-sama kaum Muslimin menuju Mardlatillah, ridho ALLAH.

Jama’ah Muslimin telah diwujudkan dan diamalkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para shahabat beliau, kemudian dilanjutkan oleh para khalifah Rasyidin Al-Mahdiyyin. Kemudian Jama’ah Muslimin   tenggelam pada masa Mulkan ‘Adhon dan Mulkan Jabariyah. Selanjutnya Jama’ah Muslimin sebagai wujud Khilafah ‘Alaa Minhaajin Nubuwwah diwujudkan  dan dimaklumkan pada Hari Nahar 10 Dzulhijjah 1372 H. (20 Agustus 1953 M) sekaligus mengisi kevakuman kepemimpinan Dunia Islam setelah berakhirnya kepemimpinan Muslimin di bawah Mulkan Utsmaniyah di Turki yang sering disebut Khilafah   Utsmaniyah dalam bentuk Mulkan.  (1922-1924 M).

Hadanallah Wa'iyyakum Ajma'in
--Wallahu 'Alam Bisshowab--

By: Mujahid Hizbullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar