Rabu, 20 September 2017

KHILAFATUL MUSLIMIN APAKAH ANDA SUDAH INGKAR TERHADAP TOGHUT ?




Tulisan ini bukan bermaksud untuk membela Indonesia yang tidak berhukum kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah Namun tulisan ini berkenaan dengan Imaam pertama Jama'ah Muslimin (Hizbullah) Syeikh Wali Al-Fattah (allahuyarham) yang pernah bekerja di pemerintahan Era Presiden Sukarno sebagai biro politik atau diplomatik dan tulisan ini ditujukan kepada gerombolan  sebagian dari kaum Muslimin terutama Negara Islam Indonesia (NII) dan Khilafatul  Muslimin yang selalu menuduh Wali Al-Fattah dengan sebutan abdi TOGHUT dsb lantaran pernah dekat dengan Presiden Sukarno.

Dan gerombolan ini NII dan Khilafatul Muslimin menganggap Pegawai Negri Sipil (PNS) aparatur Negara Indonesia dari tingkat RT, RW, kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur, DPR, MPR, Kabinet Mentri,Presiden, dan lembaga-lembaga pemerintah termasuk aparat Negara nya TNI dan POLRI adalah TOGHUT ! sebagaimana komentar dari kader-kadernya dimedia dan apakah komentar ini mewakili Organisasi yang mereka tinggali ? Jawabannya ada pada pimpinan organisasi nya masing-masing namun tidak akan ada asap kalau tidak ada apinya tidak akan muncul istilah TOGHUT kalau tidak ada yang mendoktrinnya. Padahal kader-kadernya pun banyak yang menjadi PNS.

Benarkah anda sudah INGKAR terhadap TOGHUT dan berlepas diri ? Jika memang benar anda sudah ingkar terhadap TOGHUT seharusnya anda cabut identitas anda sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) sekarang juga ! Jangan gunakan fasilitas yang berhubungan dengan fasilitas Negara seperti Buku Nikah, mata uang RI, KTP, KK, AKTE, SIM, STNK, BPKB, PLN, BPJS Jalan Raya, Jembatan dsb dan jika anda bekerja di Perusahaan BUMN dan SWASTA seperti Rumah Sakit yang legalitasnya dari Negara anda KELUAR dan tidak ada istilah maisyah/bekerja mencari nafkah untuk anak istri atau istilah MU'AMMALAH !

Jika anda belum mampu untuk mencabut kewarganegaraan Indonesia dan belum bisa melepaskan ketergantungan kepada fasilitas Negara anda tidak perlu teriak TOGHUT terlalu kencang kepada saudara anda yang beda aqidah karena anda pun sama-sama menikmati fasilitas Negara ? Penduduk Indonesia mayoritas Muslim terbesar baik tingkat RT sampai Presiden dan aparatnya. Jadi jika anda menuduh Wali Al-Fattah sebagai abdi TOGHUT karena pernah bekerja pada rezim Sukarno sama saja anda saat ini menuduh semua kaum Muslimin yang bekerja sebagai aparatur Negara dari tingkat RT sampai aparat Negara TNI dan POLRI adalah abdi TOGHUT Presiden Joko Widodo !!!

Wali Al-Fattah (allahuyarham) hanya kebetulan beliau Doktor dibidang politik karena itu memang profesinya dan wajar saja Presiden Sukarno mengangkat beliau sebagai biro politik dipemerintahannya. Coba kalau Wali Al-Fattah itu ahli tafsir Al-Qur'an dan Hadits tentu beliau tidak akan ada dipemerintahan. Begitu juga dengan Nabi Yusuf as yang karena dianugrahi oleh Allah kemampuan dapat menta'wilkan mimpi Raja dan kemudian Raja mengangkat Nabi Yusuf as sebagai wazir kerajaan yang tentunya dekat dengan Raja, apakah lantas Nabi Yusuf as abdi TOGHUT ? Apalagi merangkap jabatan sebagai Nabi dan Pegawai Kerajaan ?

Kita ingkar terhadap TOGHUT namun bukan berarti kita semau kita menuduh muslimin yang bekerja dipemerintahan adalah abdi TOGHUT. Jika anda sanggup buat surat pernyataan dan ditanda tangani serta ditujukan kepada pemerintah bahwa semua aparat Negara adalah TOGHUT !? Yakinlah besok organisasi anda pasti akan dibubarkan karena dianggap MERESAHKAN ! Kena PERPPU loch ?

Wali Al-Fattah (allahuyarham) yang pernah bekerja/maisah dipemerintahan ko lantas disebut abdi TOGHUT ? Lalu Apakah  Presiden Sukarno itu beragama Yahudi apa Muslim ? Tuduhan keji yang dilontarkan olah gerombolan  ini menunjukan bahwa Doktrinnya adalah untuk membenci Pemerintahan yang mereka anggap TOGHUT ! Lantaran mereka menganggap Negara ini tidak berhukum kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah dan memerangi Mujahid yang hendak menegakkan syari'at Islam seperti SM Kartosuwiryo, apakah pada waktu itu dakwah Rasulullah  mentogutkan kafir Qura'is ? Jadi istilah kata TOGHUT ini memang sengaja dimunculnya kepada kader-kadernya untuk memusuhi Negara terutama untuk menolak bai'at awwal/pertama JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH)

Kata TOGHUT jika uraikan itu maknanya luas sama halnya berhala, Berhala bukan berupa patung Latta, Uzza dan Mannat saja tapi nama-nama harakah buatan manusia yang tidak ada dalil rujukannya itu juga BERHALA, Begitu juga dengan TOGHUT, Iblis, Dukun, Paranormal, Tukang sihir,Penguasa yang Dzalim, Manusia yang tahu hal ghaib, Manusia yang melampaui batas, Manusia yang mengaku Tuhan seperti Fir'aun, Manusia yang melakukan pengrusakan yang melakukan pembunuhan yang terjadi saat ini terhadap muslim Rohingya itu adalah TOGHUT ! Termasuk manusia yang tidak mau terhadap syari'at Islam yang menyelisihi AL-JAMA'AH kemudian membuat tandingannya, yang menolak kemudian mengingkari bai'at awwal itu adalah TOGHUT ! Menganggap diri so' suci menganggap aqidah lebih baik dari orang lain itu juga TOGHUT ! Jadi makna TOGHUT bukan hanya sebatas tidak berhukum kepada hukum Allah saja melainkan apa yang diuraikan diatas.

Bekerja kepada orang kafir saja diperbolehkan apalagi bekerja kepada sesama muslim. Sebagaimana juga dibolehkan seorang muslim melakukan jual-beli barang kebutuhannya yang dihalalkan Allah dengan non-muslim. Dan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga pernah melakukan jual beli, bahkan menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi dengan satu sha' gandum. Beliau juga pernah memperkerjakan seorang Yahudi untuk menimbakan air dari sumur sebanyak 16 ember, setiap embernya diupah dengan satu kurma.

Bermu'amalah dengan baik terhadap orang kafir ini tidaklah merusak al-wala' dan sikap bara' karena Allah, selama orang-orang kafir tersebut beradab yang baik dan tidak menyeru kepada agama mereka. (Disarikan dari Kitab Ushul al-Iman fi Dhau' al-Kitab wa al-Sunnah, hal. 268)

Hanya saja JIKA JELAS dan ada bukti kuat, bahwa perusahaan tersebut ikut andil dalam memerangi kaum muslimin dan melakukan pemurtadan, atau sebagian hasilnya digunakan untuk itu, maka seorang muslim tidak boleh bekerja di tempat tersebut, karena termasuk dalam bagian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan, "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al-Maidah; 2)

Jawaban di atas didasarkan kepada firman Allah Ta'ala:

إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

"Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Mumtahanah: 9)

Inilah jawaban saya kepada kader-kader Negara Islam Indonesia (NII), Khilafatul Muslimin dll dan para pimpinannya agar BERHENTILAH teriak-teriak TOGHUT ! kepada kaum Muslimin yang bekerja dipemerintahan terutama kepada Syeikh Wali Al-Fattah (allahuyarham) karena ia sudah sampai pada apa yang telah beliau usahakan.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «لاَ تَسُبُّوا اْلأَمْوَاتَ, فَإِنَّّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلىَ مَا قَدَّمُوْا». رَوَاهُ اْلبُخَارِيّ

Dari ‘Aisyah radhiyallaahu 'anha, dia berkata, Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda : "Janganlah kalian mencela orang-orang yang sudah mati, karena mereka itu sudah sampai kepada apa yang telah mereka lakukan.“ (HR-Al-Bukhâriy)

Hadanallah Wa'iyyakum Ajma'in

LARANGAN MENGANGGAP DIRI PALING SUCI

Allah ta’ala berfirman:

ﻓَﻠَﺎ ﺗُﺰَﻛُّﻮﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻫُﻮَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻤَﻦِ ﺍﺗَّﻘَﻰ

“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dia (Allah) yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa” (QS. An Najm:32)

Mengenai ayat ini, Syaikh Abdurrahman As-Si’di menerangkan bahwa terlarangnya orang-orang beriman untuk mengabarkan kepada orang-orang akan dirinya yang merasa suci dengan bentuk suka memuji-memuji dirinya sendiri. (Taisir Karimir Rahman ).

Kebiasaan merasa diri suci merupakan perbuatan Yahudi dan Nasrani yang jelas-jelas dicela oleh Allah ta’ala ,

ﻭَﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻟَﻦْ ﺗَﻤَﺴَّﻨَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻳَّﺎﻣًﺎ ﻣَﻌْﺪُﻭﺩَﺓً

“Dan mereka berkata, ‘kami sekali-kali tidak akan disentuh api neraka kecuali selama beberapa hari saja ” (QS. Al Baqarah: 80).

Bahkan, saking merasa sucinya, mereka merasa bahwa hanya merekalah yang paling layak masuk surga.

ﻭَﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻟَﻦْ ﻳَﺪْﺧُﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻫُﻮﺩًﺍ ﺃَﻭْ ﻧَﺼَﺎﺭَﻯ

“Dan mereka berkata,’Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang yahudi dan nasrani” (QS. Al Baqarah: 111).

Sehingga Allah ta’ala cela kebiasaan mereka ini,

ﺃَﻟَﻢْ ﺗَﺮَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺰَﻛُّﻮﻥَ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻬُﻢْ ﺑَﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳُﺰَﻛِّﻲ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﻈْﻠَﻤُﻮﻥَ ﻓَﺘِﻴﻠًﺎ

“Apakah kami tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah mensucikan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun ” (QS. An-Nisa: 49).

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

ﻻَ ﺗُﺰَﻛُّﻮﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﺄَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺒِﺮِّ ﻣِﻨْﻜُﻢْ

“Janganlah kalian merasa diri kalian suci, Allah lebih tahu akan orang-orang yang berbuat baik diantara kalian” (HR. Muslim).

INGKAR KEPADA TOGHUT

Allah Subhanahu waTa’ala berfirman :

{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ}

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut ” (QS. An Nahl:36)

“Allah sudah mewajibkan seluruh manusia untuk kufur (mengingkari) terhadap thagut dan beriman hanya kepada Allah”

Allah Ta’ala juga berfirman :

لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْد مِن الْغَي فَمَن يَكْفُرْ بالطَّاغُوت وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انَفِصَام لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “ (QS. Al Baqarah:256).

Allah Ta’ala berfirman :

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

“Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” (QS. Al Maidah:44)

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Barangsiapa tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim” (QS. Al Maidah:45)

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Barangsiapa tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik“ (QS. Al Maidah:47)

---Wallahu 'alam bisshowwab---

By: Mujahid Hizbullah

4 komentar:

  1. Anibudullah wajtanibut thoogut,,, bagaimana pertanggung jawabannya seorang yg mengaku khalifah menjabat di pemerintahan thogut demokrasi pancasila buatan akal sempit manusia kafir....??? Orang2 jm.hizbullah gak jelas al wala wal baro'nya .... dalam tubuh JM.H banyak kader sekuler ... hatinya condong dengan thogut demokrasi

    BalasHapus
  2. Jadi penasaran nih.
    Bagaimana sih teks baiatnya jamaah muslimin hijbullah ???

    BalasHapus
  3. Jadi penasaran nih.
    Bagaimana sih teks baiatnya jamaah muslimin hijbullah ???

    BalasHapus
  4. Jadi penasaran nih.
    Bagaimana sih teks baiatnya jamaah muslimin hijbullah ???

    BalasHapus